akulah
pohon jambu halaman rumahmu
telah
dimusnahkan daun-daunku yang jatuh
jauh
sebelum kau terjaga, sehingga
belum
juga mengerti: mengapa
setiap
malam angin padam
dan
tak menyentuh mimpi-mimpimu
ingin
sekali suatu pagi kau pergi:
menginjakkan
kaki di atas daun-daun keringku
agar
kau dengar suara kecemasanku, atau
melintaslah
saat pulang dan gelap belum tandang
agar
kau tahu: ada yang lebih setia dari bayang-bayangmu
akulah
pohon jambu halaman rumahmu
buahku
telah matang dan diinginkan seseorang
namun,
ia tak punya batu untuk dilemparkan
pinjamkanlah
senyummu sebentar
nanti,
ketika buahku pecah menyentuh tanah
kau
akan mengerti yang selama ini kusembunyikan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar